3.1 Situasi
dan Keadaan Umum
Kecamatan Curug terdiri dari
10 Desa, 38 RW dan 157 RT. Adapun Luas wilayah adalah 39,40 km² terdiri dari
tanah pesawahan, tegalan, dan lahan pertanian lainnya. Kecamatan Curug di batasi oleh :
Sebelah Utara
|
:
|
Kecamatan Cipocok Jaya
|
Sebelah Selatan
|
:
|
Kecamatan Petir dan Baros Kabupaten Serang
|
Sebelah Timur
|
:
|
Kecamatan Walantaka Kota Serang dan Cikeusal Kabupaten Serang
|
Sebelah Barat
|
:
|
Kecamatan Pabuaran Kabupaten Serang
|
Kecamatan Curug merupakan
daerah pengembangan pertanian dan pemukiman, serta menjadi lahan pengembangan Kantor Pusat
Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B). Fasilitas tranportasi ke seluruh desa dapat dijangkau
dengan roda dua dan roda empat dengan akses jalan yang cukup memadai.
3.2 Keadaan
Demografi
Penduduk Kecamatan
Curug sesuai data Estimasi Versi CBR pada
Tahun 2015 sejumlah 51.622 jiwa, mempunyai
angka kenaikan penduduk ±2% per tahun. Ini dimungkinkan karena penduduk
kecamatan curug dominan penduduk asli, hanya sedikit penduduk pendatangnya.
Namun atas perkembangan fasilitas jalan/infrastruktur
yang semakin membaik ditahun mendatang di
perkirakan Kecamatan curug semakin ramai pendatang dan jumlah estimasi melonjak
tinggi. Seperti pada tahun 2016 estimasi penduduk kecamatan Curug ada pada
jumlah 53. 686 jiwa dengan jumlah KK
13.973, rata-rata 4 jiwa per KK, dengan kepadatan penduduk 1363 per KM²
Sebagian besar penduduk Kecamatan Curug berusia
22 – 59 tahun, dengan mata pencahariannya yang mulai beragam jenis mulai dari
petani hingga buruh pabrik maupun PNS ada saat ini. Tingkat Pendidikan mulai
meningkat jumlahnya setara dengan peningkatan akses pendidikan di setiap
kelurahan yang ada di kecamatan Curug ini.
Masyarakat Curug merupakan masyarakat religius
dimana peran tokoh agama dan tokoh masyarakat sangat memiliki pengaruh
dimasyarakat. Kondisi ini wajib dipupuk
agar Kecamatan Curug memiliki masyarakat yang berahlakul Karimah, yang
menjunjung tinggi sopan santun dan harkat martabat masyarakat yang islami,
Karena penduduk kecamatan Curug mayoritas
beragama Islam.
Up date data kependudukan di wilayah kerja UPT
Puskesmas Curug Kecamatan Curug Kota Serang Provinsi Banten pada tahun 2016 sebagai sasaran kegiatan di tahun 2017 adalah sebagai berikut :
1
|
Laki-laki
|
: 27.807 Jiwa
|
2
|
Perempuan
|
: 25.879 Jiwa
|
3
|
Bayi
|
: 1145 Jiwa
|
4
|
Balita
|
: 5026 Jiwa
|
5
|
Ibu Hamil
|
: 1234 Bumil
|
6
|
Ibu Bersalin
|
: 1163 Bulin
|
3.3 Alokasi
Dana Kegiatan Puskesmas
Mulai Tahun 2013 status Pelayanan Publik UPT
Puskesmas Curug berubah dari Puskesmas Rawat Jalan menjadi Puskesmas Rawat Inap atau
DTP (Dengan
Tempat Perawatan ) atas dasar Keputusan Walikota Serang Tahun 2013
yang di perbaharui setiap tahun. Perubahan status pelayanan ini
diharapkan dapat menjadi trobosan bagi masyarakat yang memerlukan perawatan
tindak lanjut terutama penyakit-penyakit non spesialistik.
Terlebih lagi mulai tahun 2014 Program BPJS
dilaksanakan dan Puskesmas diwajibkan menjadi mitra dari BPJS dalam menjalankan
pelayanan kesehatan pada masyarakat terutama pada masyarakat yang menjadi
peserta BPJS.
Di Era BPJS ini Puskesmas dikondisikan harus
mampu menangani kasus-kasus penyakit sebanyak 155 kasus dan hanya ditargetkan
kurang dari 5% penderita JKN yang di rujuk ke fasilitas yang lebih tinggi.
Untuk
menunjang kegiatan pelayanan kesehatan pada masyarakat, UPT Puskesmas Curug
mendapat pendanaan dari berbagai sumber dan sumber dana ini wajib dipertanggung jawabkan melalui
bentuk kegiatan di masyarakat, pembelian alat kesehatan, obat habis pakai, dan
pelaporan kegiatan secara continue dan periodic. Sumber dana tersebut
diantaranya berasal dari daerah kota
serang, provinsi Banten dan APBN, yang
terdiri dari :
1.
Pendanaan
yang bersumber dari APBD Kota Serang yang peruntukannya sebagai dana operasional kegiatan Puskesmas yang di
kelola oleh Bendahara BOP
2.
Pendanaan
yang bersumber dari APBN dalam bentuk
BOK (Biaya Operasional Kesehatan ) sebagai penunjang kegiatan dilapangan yang
berorientasi Promotive dan Preventive. Pengelolaannya juga oleh seorang
Bendahara BOK
3.
Pendanaan
Non Pemerintah berbentuk kapitasi dari dana BPJS yang berorientasi pada undang-undang jaminan
kesehatan nasional serta penggunaannya di atur dalam permenkes tahun 2014 dan
tahun 2016 yang diperkuat oleh peraturan walikota serang tahun 2014 dan tahun
2016.
Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat Puskesmas Curug memiliki beberapa program,
dimana program tersebut dikelompokkan menjadi :
1.
Program Kesehatan
Dasar (Upaya Kesehatan Wajib )
• Upaya Promosi Kesehatan
• Upaya Kesehatan Lingkungan
• Upaya KIA KB
• Upaya Perbaikan Gizi masyarakat.
• Upaya P2M
• Upaya Pengobatan Dasar
2.
Program Kesehatan Pengembangan (Upaya Kesehatan
Pengembangan )
§ Upaya Kesehatan Sekolah
§ Upaya Kesehatan Lansia
• Upaya Kesehatan Gilut
• Upaya Kesehatan Jiwa
• Upaya Kesehatan Mata
• Upaya Kesehatan THT
• Upaya Kesehatan Kerja
• Perkesmas
3.
Upaya Kesehatan
Penunjang
§ SP2TP
§ Laboratorium.
4. Fasilitas pendidikan di wilayah
Puskesmas Curug adalah sebagai berikut :
a. TK : 5 buah
b. SD dan MI :
24 buah
c. SLTP dan MTs : 11
buah
d. SLTA : 4 buah
e. Perguruan Tinggi : 1 buah
5. Fasilitas kesehatan yang terdapat di Pukesmas
Curug adalah sebagai berikut :
a.
Puskesmas :
1 buah
b.Puskesmas Pembantu :
2 buah
c.
Poskesdes :
3 buah
d.Mobil Pusling/Ambulance : 2
buah
e.Klinik Swasta : 7 Klinik
f. Praktek Dokter Swasta : 9
dokter umum
g.Praktek dokter gigi swasta : 1
dokter gigi
h.Praktek Bidan Swasta :
5 Bidan
h.Posyandu : 44 Posyandu
Tabel berikut memperlihatkan jumlah sarana kesehatan yang ada di UPT
Puskesmas Curug tahun 2015 sebagai berikut;
Tabel 3.3
Sarana
Dan Prasarana Upt. Puskesmas Curug
Tahun
2015
NO.
|
Sarana
Dan Prasarana
|
Jumlah
|
Kondisi
|
1
|
Puskesmas Induk
|
1
|
Baik
|
2
|
Laboraturium Klinik
|
1
|
Baik
|
3
|
Puskesmas Pembantu
|
2
|
Baik (1Rusak Berat)
|
4
|
Poskesdes
|
3
|
Rusak Sedang
|
5
|
Rumah Dinas Dokter
|
1
|
Baik Pasca Rehab
|
6
|
Rumah Dinas Paramedis
|
1
|
Baik Pasca Rehab
|
7
|
Ambulance
|
2
|
Perlu Perawatan Rutin
|
8
|
Sepeda Motor
Dinas
|
8
|
Rusak Berat Dua Buah
|
9
|
Komputer
|
6
|
4 Baik 2
Rusak
|
10
|
Laptop
|
1
|
Baik
|
11
|
Jaringan LAN
|
Tidak Ada
|
-
|
12
|
Jaringan Internet
|
1
|
WIFI Telkom
|
Peralatan Medis
|
|||
13
|
Peralatan untuk diagnostic set
|
||
~ Puskesmas Set
|
Ada
|
Lengkap
|
|
~ Pustu Set
|
Ada
|
Lengkap
|
|
14
|
Peralatan untuk kesehatan gigi set
|
||
~ Dental Unit
|
Ada
|
Baik
|
|
~Perawatan Gigi Set
|
Ada
|
Baik
|
|
15
|
Peralatan untuk Laboraturium set
|
Ada
|
Tidak Lengkap
|
16
|
Peralatan untuk Tindakan Medis set
|
Ada
|
Tidak Lengkap
|
17
|
Bidan Kit – KIA Set
|
Ada
|
Cukup baik
|
18
|
Pusling Kit
|
Ada
|
Sebagian rusak/hilang
|
Peralatan Non Medis
|
|||
19
|
Cold chain
|
1
|
Baik
|
20
|
Sanitarian Kit
|
1
|
rusak
|
21
|
Alat
fogging
|
0
|
0
|
22
|
P3K set
|
3
|
Baik
|
23
|
Mist blower agrimondo K.45
|
0
|
0
|
24
|
Vaksin carier
|
Ada
|
Cukup baik
|
25
|
PONED set
|
0
|
0
|
26
|
Kulkas
|
2
|
Baik
|
27
|
Gen set
|
1
|
Baik
|
Jumlah
dan Jenis Ketenagaan yang ada di
Puskesmas Curug saat ini di tahun 2016 awal adalah sebagai berikut ;
No
|
Jenis Tenaga
|
Jumlah
|
1.
|
Administrator Kesehatan Masyarakat
|
: 2 orang
|
2.
|
Dokter Umum
|
: 2 orang
|
3.
|
Dokter Gigi
|
: 1 orang(tubel)
|
4.
|
Perawat Umum
|
: 6
orang
|
5.
|
Perawat Gigi
|
: 2 orang
|
6.
|
Bidan Puskesmas
|
: 8 orang
|
7.
|
Bidan di Desa
|
: 10 orang
|
8.
|
Sanitarian
|
: 1
orang
|
9.
|
Pengelola Gizi
|
: 0
orang
|
10.
|
Pengelola Laboratorium
|
: 1
orang
|
11.
|
Asisten Apoteker
|
: 1
orang
|
12.
|
Fisoterafis
|
: 1
orang
|
13.
|
Rekam Medis
|
: 2
orang
|
14.
|
Honorer
|
: 6
orang
|
Total Jumlah
|
43 orang
|
3.4 KEADAAN
LINGKUNGAN
Keadaan
atau kondisi lingkungan Kota Serang mulai berubah secara signifikan
dari waktu ke waktu, baik karena pengaruh globalisasi pertumbuhan penduduk
maupun pola kehidupan mayarakat yang mulai berubah karena pendidikan dan
perekonomian . Kondisi Lingkungan ini sangat
mempengaruhi baik buruknya status derajat kesehatan masyarakat di kota
serang dan berimbas pada status derajat kesehatan masyarakat Kecamatan Curug
masih banyaknya penyakit-penyakit berbasis lingkungan di masyarakat salah
satunya karena kondisi lingkungan yang tidak sehat. Gambaran keadaan lingkungan
dapat dilihat dari pencapaian program kesehatan lingkungan yang dilaksanakan di
UPT Puskesmas Curug.
Program
kesehatan lingkungan di UPT Puskesmas Curug
diarahkan kepada pengawasan dan pemberdayaan masyarakat dalam penyediaan
sanitasi dasar, pengawasan kualitas air bersih, pengawasan tempat-tempat umum
(TTU), Pengawasan lingkungan pemukiman serta penyuluhan terutama pada kelompok
khusus seperti sekolah dan pondok pesantren.
Data
dari program kesehatan lingkungan di UPT Puskesmas Curug pada tahun 2016 dapat
dilihat pada grafik-grafik dibawah ini:
Dari grafik diatas terlihat
bahwa persentase kepemilikan sarana air bersih di wilayah kerja UPT Puskesmas Curug
pada tahun 2016 sarana air bersih yang
memenuhi syarat kesehatan ada
sebanyak 80% dari jumlah Kepala Keluarga yang di periksa. Wilayah Kecamatan Curug memang masih tergolong
lingkungan yang cukup asri, terletak di dataran landai setelah areal pebukitan
Kabupaten Pandeglang dan perbatasan Kabupaten Serang yaitu wilayah
Kecamatan Baros dan Petir. Masyarakat Kecamatan Curug wajib dapat menjaga
sumber airnya agar tidak tercemar dari kondisi lingkungan sekitarnya dengan
cara saling peduli terhadap kesehatan lingkungan disekitar tempat tinggalnya .
Grafik 3.3.2
Persentase Rumah Sehat
Di UPT Puskesmas Curug Tahun 2016
......................................................
Dari grafik diatas
terlihat bahwa persentase rumah sehat di Wilayah Kecamatan Curug Tahun 2015 dan
Tahun 2016 terlihat adanya penurunan prosentase, yaitu dari persentase rumah
sehat tahun 2015 sebesar 77% dan tahun 2016 74% berarti turun 3% dari tahun
2015 yang lalu. Ini disebabkan karena pemantauan rumah sehat hanya dilakukan
pada 2,3% dari sejumlah rumah yang ada di wilayah kerja UPT Puskesmas Curug
Sejak Kota Serang
menjadi ibu kotanya provinsi Banten, perekonomian Kota Serang terlihat
mengalami peningkatan, gedung-gedung perkantoran, pertokoan, restaurant mulai
ada di mana-mana. Kaum urban mulai berdatangan dan bermukim, hingga banyak rumah-rumah
baru dibangun dengan konsep sehat sehingga mempengaruhi peningkatan ekonomi
penduduk pribumi. Ditambah fasilitas sekolah negeri maupun swasta semakin
banyak dan berkembang. Imbas pada masyarakat Kecamatan Curug dapat terlihat
dengan jelas dari prosentasi rumah sehat yang meningkat walau belum mencapai
target yang di harapkan.
Dari grafik 3.3.3 dapat dilihat bahwa persentase
kepemilikan sanitasi dasar masih belum mencapai target. KEADAAN
PERILAKU HIDUP MASYARAKAT
Perilaku dan budaya
masyarakat sangat berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat di suatu
daerah, ini dapat terdeskripsikan melalui indikator-indikator keluarga
berperilaku hidup bersih dan sehat, serta serta tingkat partisipasi masyarakat
dalam pelaksanaan Unit Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM).
Lingkungan hidup diwilayah Kecamatan Curug Kota Serang
tergolong wilayah ideal untuk pemukiman perkotaan. Lahan kosong yang cukup luas
dapat diaplikasikan kedalam bentuk Rumah Tangga dengan Prilaku Hidup Bersih dan
Sehat.
Banyak
masyarakat Kecamatan Curug yang masih gemar membuat dapur hidup dan apotik
hidup di pekarangan rumahnya, bahkan di Kelurahan Cilaku ada warga yang
membudidayakan jamur merang di pekarangan rumahnya yang hanya 5 meter.
Kerukunan hidup antar warga juga masih sangat terjalin harmonis. Namun kondisi lingkungan
ber- PHBS di Kecamatan Curug harus mendapat pengawasan melekat dari lintas
sector terkait pembangunan daerah yang semakin menggeliat.
Pembangunan berwawasan lingkungan haruslah menjadi
konsep yang dapat diterapkan dilingkungan masyarakat Kecamatan Curug. Pembangunan berwawasan lingkungan adalah
pembangunan berkelanjutan yang mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan
sumber daya manusia dengan cara menserasikan aktivitas manusia dengan kemampuan
sumber daya alam untuk menopangnya.
Pertumbuhan penduduk
yang relatif cepat berimplikasi pada ketersediaan lahan yang cukup untuk
menopang tuntutan kesejahteraan hidup.
Sementara lahan yang tersedia bersifat tetap dan tidak bisa bertambah sehingga
menambah beban lingkungan hidup.
3.4 PROGRAM DAN KEGIATAN
Puskesmas memiliki fungsi sebagai pusat pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan sebagai pusat pelayanan
kesehatan strata pertama yang meliputi: Pelayanan Kesehatan Perorangan dan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
Dalam pelaksanaan
fungsi tersebut diatas, Puskesmas Curug
memiliki beberapa kegiatan atau program yang dilaksanakan sebagai berikut:
1.
Kegiatan di Bidang pembinaan kesehatan masyarakat terdiri dari : Program KIA / KB, MTBS,
Gizi, PKPR, Usila, PHN, Promkes dan KTA.
2.
Kegiatan di Bidang Pemberantasan Penyakit Menular dan tidak Menular terdiri dari : Surveilans (penanganan KLB), pelayanan Imunisasi, pemberantasan dan penanggulangan penyakit TB Paru, ISPA, Diare, DBD,
Filariasis, IMS, Kusta, PTM, HIV/AIDS, Kesling, Haji dan PTM
3.
Kegiatan di Bidang Pelayanan Kesehatan Perorangan terdiri dari : UGD, Balai Pengobatan (umum, KIA,KB,Gigi,TB Paru,
Kusta dan PTM)
4.
Kegiatan di Bidang Farmasi dan Pembiayaan terdiri dari: pelayanan obat, pembiayaan kesehatan yaitu
program BOP, BOK, JKN dan program Pengendalian Makanan,Minuman, Kosmetik dan obat tradisional.
Selain kegiatan
diatas UPT Puskesmas Curug juga melaksanakan kegiatan konseling dan penyuluhan dalam gedung di klinik sanitasi, klinik gizi dan
Klinik PTM. Sedangkan diluar gedung melaksanakan kegiatan posyandu, pusling,
posbindu, kunjungan rumah, inspeksi sanitasi, pelacakan kasus dan penyuluhan.
Serta melaksanakan Program Pengembangan seperti : UKS/UKGS, Unit Kesehatan
Kerja, Olah Raga, Posbindu Lansia dan Posbindu PTM
3.5 JUMLAH KEMATIAN
Derajat
kesehatan dapat memberikan pengaruh ke berbagai aspek kehidupan masyarakat.
Beberapa aspek yang dapat dihubungkan dengan derajat kesehatan adalah
lingkungan, pelayanan kesehatan dan perilaku. Adapun indikator penting untuk
mengukur derajat kesehatan masyarakat pada suatu daerah adalah Angka Kematian
(mortalitas), Angka Kesakitan (morbiditas), Umur Harapan Hidup (UHH) dan status
gizi.
3.5.1 Kematian Bayi dan Balita
Berdasarkan data dari program KIA UPT Puskesmas Curug
tahun 2016 data
kematian bayi meningkat, ini dapat dilihat data kematian dari tahun
2014 sd tahun
2016 pada grafik 3.5.1 dibawah ini:
Grafik 3.5.1
Jumlah
Absolut Kematian Bayi
Di
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Curug
Dari
Tahun 2014 sampai dengan Tahun 2016
3.7.2 Kematian Ibu
Berdasarkan
data dari program KIA UPT Puskesmas Curug
tahun 2016 data kematian ibu di Kecamatan Curug menyumbang 2 kematian ibu ke kota serang kondisi
tersebut dapat dilihat pada grafik 3.7.2
dibawah ini:
Grafik 3.5.2
Jumlah Absolut
Kematian Ibu
Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Curug
Dari Tahun 2014
sampai dengan Tahun 2016
3.5.2 ANGKA
KESAKITAN
Angka kesakitan adalah banyaknya penduduk yang mengeluh sakit pada
selang waktu tertentu. Berbagai faktor yan menjadi penyebab kesakitan yang
berujung pada kematian antara lain adalah masalah yang berkaitan dengan tingkat
sosial ekonomi, kualitas lingkungan hidup, upaya pelayanan kesehatan, dan lain
lain. Bagi kelompok usia produktif kesakitan sangat berpengaruh dalam
produktifitas dan pendapatan keluarga.
Berdasakan
laporan dari program SP3 UPT Puskesmas Curug pada Tahun 2016, data 10 penyakit terbanyak
dapat diketahui pada grafik 3.7.3 dibawah ini:
Grafik 3.7.2
PROSENTASI 10 BESAR
PENYAKIT
di UPT Puskesmas
Curug
Tahun 2016
Dari grafik diatas
dapat diketahui jumlah penyakit terbanyak di UPT Puskemas Curug adalah
penyakit Gastritis(K29) yaitu
sebanyak 2694 (9%) dari
30.122 kunjungan pasien Puskesmas Curug dalam setahun.
Penyakit – penyakit
tidak menular atau penyakit yang disebabkan oleh gaya hidup mulai meningkat di
wilayah kerja UPT Puskesmas Curug, sejalan dengan hal tersebut program Prolanis dari BPJS dan program PTM
dari kemenkes semakin giat dijalankan.
3.5.3 STATUS
GIZI MASYARAKAT
Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid
Moeloek, Sp.M(K) menyatakan status gizi Indonesia saat ini lebih baik. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya cakupan
ASI Eksklusif dan menurunnya angka Balita pendek (stunting) di Indonesia.
Dunia kini mengakui, Lancet Breastfeeding Series
2016 menyebutkan ASI Eksklusif kita meningkat dari sebelumnya 38% (Riskesdas,
2013) naik menjadi 65%, ujar Menkes kepada media usai membuka kegiatan Puncak
Peringatan Hari Gizi Nasional (HGN) ke-56 Tahun 2016 di Jakarta Selatan, (22/3).
Sementara itu, keberhasilan lainnya adalah
Indonesia berhasil menurunkan angka stunting yang sebelumnya mencapai 37,2%
(Riskesdas,2013) menjadi 29,0% berdasarkan hasil Pemantauan Status Gizi di 496
Kabupaten/Kota dengan melibatkan 165.000
Balita sebagai sampelnya. Hasil ini diperkuat juga dengan data UNICEF yang melakukan intervensi selama tiga tahun sejak 2011-2014
di tiga Kabupaten di Indonesia (Sikka, Jayawijaya, Klaten) dan berhasil
menurunkan angka stunting sebesar 6%.
Perlu diketahui, stunting adalah masalah kurang
gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama
akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Anak dengan
stunting memiliki kelemahan dan berkorelasi terhadap: IQ yang rendah, tinggi
badan dan berat badan tidak sesuai grafik perkembangan, serta rentan terhadap
penyakit. Oleh karena itu, masyarakat utamanya para remaja harus mengerti dan
memahami bagaimana merencanakan keluarga, utamanya mengenai nutrisi. Bagaimana
kesiapannya untuk menikah, hamil dan memiliki anak, serta bagaimana agar dapat
menjaga kecukupan nutrisi anak tersebut dan dirinya sendiri.
Mulai kapan perbaikan gizi dilakukan? Berdasarkan
daur kehidupan, kebutuhan nutrisi harus terpenuhi sejak bayi hingga Manula.
Namun yang juga penting adalah para remaja.
Upaya perbaikan gizi sebaiknya dilakukan melalui
pendekatan “continuum of care” dengan fokus yang diutamakan
adalah 1000 hari pertama kehidupan, yaitu mulai dari masa kehamilan sampai anak
berumur 2 tahun.
Program
Perbaikan Gizi Masyarakat adalah salah satu program pokok
Puskesmas Curug yaitu program kegiatan yang meliputi peningkatan
pendidikan gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi,
Gangguan Akibat Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi
lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga/Masyarakat.
Kegiatan perbaikan gizi masyarakat di
UPT Puskesmas Curug berupa kegiatan
harian, kegiatan bulanan atau smesteran (6 bulan sekali) dan kegiatan
tahunan ( setahun sekali) serta beberapa kegiatan investigasi dan intervensi
yang dilakukan setiap saat jika ditemukan masalah gizi misalnya ditemukan
adanya kasus gizi buruk. Kegiatan program Perbaikan Gizi
Masyarakat dapat dilakukan di dalam maupun di luar gedung Puskesmas. Lebih lengkapnya diuraikan di bawah sini :
3.5.3.1.Kegiatan Program Gizi Harian
Kegiatan program gizi yang dilakukan harian yaitu terdiri dari :
§
Memotivasi
ibu untuk meningkatkan
pemberian ASI Eksklusif adalah Pemberian ASI tampa makanan dan minuman lain
pada bayi berumur nol sampai dengan 6 bulan
§
Pemberian
MP-ASI anak umur 6- 24 bulan adalah pemberian makanan pendamping
ASI pada anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin selama 90 hari.
§
Pemberian
tablet besi (90 tablet) pada ibu hamil adalah pemberian tablet besi (90 tablet)
selama masa kehamilan.
§ Pemberian PMT pemulihan pada Keluarga Miskin adalah
balita keluarga miskin yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai
tatalaksana gizi di wilayah puskesmas
§ Kegiatan investigasi dan
intervensi yang dilakukan setelah ditemukan masalah gizi misalnya
ditemukan adanya kasus gizi buruk.
3.5.3.2.Kegiatan
Program Gizi Bulanan
§ Kegiatan Progrogram Gizi Bulanan adalah kegiatan 1 bulan 1 kali,
diantaranya adalah:
Pemantauan
Pertumbuhan Berat Badan Balita (Penimbangan Balita) adalah pengukuran
berat badan balita untuk mengetahui pola pertumbuhan dan perkembangan
berat badan balita.
§ Kegiatan
konseling gizi dalam rangka peningkatan pendidikan gizi dan Perberdayaan Usaha
Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.
§ Kegiatan
yang dilakukan setiap smester ( 6 bulan sekali) adalah Pemberian Kapsul
Vitamin A (Dosis 200.000 SI) pada balita adalah pemberian
kaspusl vitamin A dosis tinggi kepada bayi dan anak balita secara
periodik yaitu untuk bayi diberikan setahun sekali pada bulan
Februari dan Agustus dan untuk anak balita enam bulan sekali dan secara
serentak dalam bulan Februari dan Agustus.
3.5.3.3.
Kegiatan
Program Gizi Tahunan
Kegiatan Program gizi yang dilakukan
setiap tahun ( setahun sekali adalah):
§
Pemantauan
Status Gizi balita
§
Pemantaun
konsumsi gizi
§
Pemantauan
penggunaan garam beryodium
§ Pelaksana
program Gizi di Puskesmas seharusnya dilakukan oleh tenaga gizi
berpendidikan D1 (Asisten Ahli
Gizi) dan DIII (Ahli Madya Gizi) serta S1/D4 Gizi (Sarjana Gizi)
yang khusus dipersiapkan atau mahir dalam Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga/Masyarakat atau sebagai tenaga profesinal di bidang gizi. Namun
karena kelangkaan tenaga gizi di UPT Puskesmas Curug, maka Pelaksana Program
Gizi dilakukan oleh tenaga kesehatan lain ( tenaga Fisiotherapi) yang telah
dilatih dalam pelaksanaan program gizi puskesmas.
Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan suatu masyarakat. Oleh karena itu program gizi sangat penting untuk dilaksanakan secara konsisten, kontinue dan berkesinambungan. Untuk itu sangatlah penting dukungan dari seluruh pihak baik dana, moril dan spirituil, karena program gizi bukan hanya tanggung jawab Puskesmas dan tenaga kesehatan saja, harus seluruh komponen masyarakat yang peduli dengan program gizi ini. Evaluasi Cakupan program gizi di UPT Puskesmas Curug pada Tahun 2016 adalah sebagai berikut;
Grafik 3.5.3
CAKUPAN ABSOLUT BALITA DI TIMBANG
di UPT Puskesmas
Curug
Tahun 2016
§ Dari data sasaran
Balita di wilayah Kecamatan Curug Kota
serang sebanyak 6044 Balita,Namun yang Ditimbang
ke Posyandu hanya 2989 Balita (49%).
§ Dari sejumlah balita yang
ditimbang tersebut yang naik timbangannya sebanyak 2900 balita (48%), dan sejumlah 89 Balita (3%) dari Balita yang di timbang tersebut berada
pada garis merah dalam lajur grafik KMS.
Berarti dari 100% sasaran balita yang ada hanya
49% balita yang di timbang sehingga tidak diketahui dengan pasti berapa jumlah
balita dengan status BGM. Kondisi seperti ini butuh komitmen dari semua pihak untuk
solusinya dan perlu didiskusikan bersama dalam satu form, bukan hanya dengan
bidan desa, bukan hanya dengan pengelola program, bukan hanya di puskesmas,
tetapi dengan seluruh kader, tokoh masyarakat, alim ulama, dan terutama adalah
stake holder pemerintahan. Karena dari masalah kecil inilah yang menjadi inti
gunung es nya suatu permasalahan kesehatan.