Minggu, 09 April 2017

BAB III PROFIL PUSKESMAS CURUG TAHUN 2016

3.1  Situasi dan Keadaan Umum
Kecamatan Curug terdiri dari 10 Desa, 38 RW dan 157 RT. Adapun Luas wilayah adalah 39,40 km² terdiri dari tanah pesawahan, tegalan, dan lahan pertanian  lainnya. Kecamatan Curug di batasi oleh :
Sebelah Utara 
:
Kecamatan Cipocok Jaya
Sebelah Selatan
:
Kecamatan Petir dan Baros Kabupaten Serang
Sebelah Timur
:
Kecamatan Walantaka Kota Serang dan Cikeusal Kabupaten Serang
Sebelah Barat
:
Kecamatan Pabuaran Kabupaten Serang

Kecamatan Curug merupakan daerah pengembangan pertanian dan pemukiman, serta menjadi lahan pengembangan  Kantor Pusat  Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B). Fasilitas  tranportasi ke seluruh desa dapat dijangkau dengan roda dua dan roda empat dengan akses jalan yang cukup memadai.

3.2      Keadaan Demografi
Penduduk Kecamatan Curug  sesuai data Estimasi Versi CBR   pada   Tahun 2015  sejumlah 51.622 jiwa, mempunyai angka kenaikan penduduk ±2% per tahun. Ini dimungkinkan karena penduduk kecamatan curug dominan penduduk asli, hanya sedikit penduduk pendatangnya.
Namun atas perkembangan fasilitas jalan/infrastruktur yang  semakin membaik ditahun mendatang di perkirakan Kecamatan curug semakin ramai pendatang dan jumlah estimasi melonjak tinggi. Seperti pada  tahun 2016  estimasi penduduk kecamatan Curug ada pada jumlah 53. 686 jiwa dengan jumlah KK  13.973, rata-rata 4 jiwa per KK, dengan kepadatan penduduk 1363 per KM²
Sebagian besar penduduk Kecamatan Curug berusia 22 – 59 tahun, dengan mata pencahariannya yang mulai beragam jenis mulai dari petani hingga buruh pabrik maupun PNS ada saat ini. Tingkat Pendidikan mulai meningkat jumlahnya setara dengan peningkatan akses pendidikan di setiap kelurahan yang ada di kecamatan Curug ini.   
Masyarakat Curug merupakan masyarakat religius dimana peran tokoh agama dan tokoh masyarakat sangat memiliki pengaruh dimasyarakat. Kondisi ini wajib dipupuk  agar Kecamatan Curug memiliki masyarakat yang berahlakul Karimah, yang menjunjung tinggi sopan santun dan harkat martabat masyarakat yang islami, Karena penduduk kecamatan Curug mayoritas  beragama Islam.
Up date data kependudukan di wilayah kerja UPT Puskesmas Curug Kecamatan Curug Kota Serang Provinsi Banten  pada tahun 2016 sebagai sasaran kegiatan  di tahun 2017  adalah  sebagai berikut :

1
Laki-laki
: 27.807 Jiwa
2
Perempuan
: 25.879 Jiwa
3
Bayi
: 1145 Jiwa
4
Balita
: 5026 Jiwa
5
Ibu Hamil
: 1234 Bumil
6
Ibu Bersalin
: 1163 Bulin

3.3      Alokasi Dana Kegiatan Puskesmas
Mulai Tahun 2013 status Pelayanan Publik UPT Puskesmas Curug berubah dari Puskesmas  Rawat Jalan menjadi Puskesmas Rawat Inap atau DTP  (Dengan Tempat Perawatan ) atas dasar Keputusan Walikota Serang  Tahun 2013  yang di perbaharui setiap tahun. Perubahan status pelayanan ini diharapkan dapat menjadi trobosan bagi masyarakat yang memerlukan perawatan tindak lanjut terutama penyakit-penyakit non spesialistik.
Terlebih lagi mulai tahun 2014 Program BPJS dilaksanakan dan Puskesmas diwajibkan menjadi mitra dari BPJS dalam menjalankan pelayanan kesehatan pada masyarakat terutama pada masyarakat yang menjadi peserta BPJS.
Di Era BPJS ini Puskesmas dikondisikan harus mampu menangani kasus-kasus penyakit sebanyak 155 kasus dan hanya ditargetkan kurang dari 5% penderita JKN yang di rujuk ke fasilitas yang lebih tinggi.
 Untuk menunjang kegiatan pelayanan kesehatan pada masyarakat, UPT Puskesmas Curug mendapat pendanaan dari berbagai sumber dan sumber dana  ini wajib dipertanggung jawabkan melalui bentuk kegiatan di masyarakat, pembelian alat kesehatan, obat habis pakai, dan pelaporan kegiatan secara continue dan periodic. Sumber dana tersebut diantaranya berasal dari  daerah kota serang, provinsi Banten  dan APBN, yang terdiri dari :
1.          Pendanaan yang bersumber dari APBD Kota Serang yang peruntukannya sebagai  dana operasional kegiatan Puskesmas yang di kelola oleh Bendahara BOP
2.          Pendanaan yang bersumber dari APBN  dalam bentuk BOK (Biaya Operasional Kesehatan ) sebagai penunjang kegiatan dilapangan yang berorientasi Promotive dan Preventive. Pengelolaannya juga oleh seorang Bendahara BOK
3.          Pendanaan Non Pemerintah berbentuk kapitasi dari dana BPJS  yang berorientasi pada undang-undang jaminan kesehatan nasional serta penggunaannya di atur dalam permenkes tahun 2014 dan tahun 2016 yang diperkuat oleh peraturan walikota serang tahun 2014 dan tahun 2016.
Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat  Puskesmas Curug memiliki beberapa program, dimana program tersebut dikelompokkan menjadi :

1.    Program Kesehatan Dasar (Upaya Kesehatan Wajib )
• Upaya Promosi Kesehatan
• Upaya Kesehatan Lingkungan
• Upaya KIA KB
• Upaya Perbaikan Gizi masyarakat.
• Upaya P2M
• Upaya Pengobatan Dasar
2.      Program Kesehatan Pengembangan (Upaya Kesehatan Pengembangan )
§ Upaya Kesehatan Sekolah
§ Upaya Kesehatan Lansia
• Upaya Kesehatan Gilut
• Upaya Kesehatan Jiwa
• Upaya Kesehatan Mata
• Upaya Kesehatan THT
• Upaya Kesehatan Kerja
• Perkesmas
3.       Upaya Kesehatan Penunjang
§ SP2TP
§ Laboratorium.
4.   Fasilitas pendidikan di wilayah Puskesmas Curug adalah sebagai berikut :
a. TK                  : 5   buah
b. SD dan MI     : 24 buah
c. SLTP dan MTs        : 11  buah
d. SLTA              : 4 buah
e. Perguruan Tinggi    : 1 buah
5.  Fasilitas kesehatan yang terdapat di Pukesmas Curug adalah sebagai berikut :
a. Puskesmas                             :  1 buah
b.Puskesmas Pembantu            :  2 buah
c. Poskesdes                               :  3 buah
d.Mobil Pusling/Ambulance      :  2 buah
e.Klinik Swasta                          :  7 Klinik
f. Praktek Dokter Swasta           :  9 dokter umum
g.Praktek dokter gigi swasta      :  1 dokter gigi
h.Praktek Bidan Swasta            :  5 Bidan
h.Posyandu                                        :  44 Posyandu

Tabel berikut memperlihatkan jumlah sarana kesehatan yang ada di UPT Puskesmas Curug tahun 2015 sebagai berikut;


Tabel 3.3
Sarana Dan Prasarana Upt. Puskesmas Curug
Tahun 2015
NO.
Sarana Dan Prasarana
Jumlah
Kondisi
1
Puskesmas Induk
1
Baik
2
Laboraturium Klinik
1
Baik
3
Puskesmas Pembantu
2
Baik (1Rusak Berat)
4
Poskesdes
3
Rusak Sedang
5
Rumah Dinas Dokter
1
Baik Pasca Rehab
6
Rumah Dinas Paramedis
1
Baik Pasca Rehab
7
Ambulance
2
Perlu Perawatan Rutin
8
Sepeda Motor  Dinas
8
Rusak Berat Dua Buah
9
Komputer
6
4 Baik  2 Rusak
10
Laptop
1
Baik
11
Jaringan LAN
Tidak Ada
-
12
Jaringan Internet
1
WIFI Telkom
Peralatan Medis
13
Peralatan untuk diagnostic set
~ Puskesmas Set
Ada
Lengkap
~ Pustu Set
Ada
 Lengkap
14
Peralatan untuk kesehatan gigi set
~ Dental Unit
Ada
Baik
~Perawatan Gigi Set
Ada
Baik
15
Peralatan untuk Laboraturium set
Ada
Tidak Lengkap
16
Peralatan untuk Tindakan Medis  set
Ada
Tidak Lengkap
17
Bidan Kit – KIA Set
Ada
Cukup baik
18
Pusling Kit
Ada
Sebagian rusak/hilang
Peralatan Non Medis
19
Cold chain
1
Baik
20
Sanitarian Kit
1
rusak
21
Alat  fogging
0
0
22
P3K set
3
Baik
23
Mist blower agrimondo K.45
0
0
24
Vaksin carier
Ada
Cukup baik
25
PONED set
0
0
26
Kulkas
2
Baik
27
Gen set
1
Baik

Jumlah   dan   Jenis Ketenagaan yang ada di Puskesmas Curug saat ini di tahun 2016 awal adalah sebagai berikut ;
No
Jenis Tenaga
Jumlah
1.         
Administrator Kesehatan Masyarakat
:  2  orang
2.            
Dokter Umum
:  2  orang
3.            
Dokter Gigi
:  1  orang(tubel)
4.            
Perawat Umum
:  6 orang
5.            
Perawat Gigi
:  2  orang
6.            
Bidan Puskesmas
:  8  orang
7.            
Bidan di Desa      
: 10 orang
8.            
Sanitarian
:   1 orang
9.            
Pengelola Gizi
:   0 orang
10.         
Pengelola Laboratorium
:   1 orang
11.         
Asisten Apoteker
:   1 orang
12.         
Fisoterafis
:   1 orang
13.         
Rekam Medis
:   2 orang
14.         
Honorer
:   6 orang
Total Jumlah
43 orang
3.4   KEADAAN LINGKUNGAN
        Keadaan atau kondisi  lingkungan  Kota Serang mulai berubah secara signifikan dari waktu ke waktu, baik karena pengaruh globalisasi pertumbuhan penduduk maupun pola kehidupan mayarakat yang mulai berubah karena pendidikan dan perekonomian . Kondisi Lingkungan ini sangat  mempengaruhi baik buruknya status derajat kesehatan masyarakat di kota serang dan berimbas pada status derajat kesehatan masyarakat Kecamatan Curug masih banyaknya penyakit-penyakit berbasis lingkungan di masyarakat salah satunya karena kondisi lingkungan yang tidak sehat. Gambaran keadaan lingkungan dapat dilihat dari pencapaian program kesehatan lingkungan yang dilaksanakan di UPT Puskesmas Curug.
        Program kesehatan lingkungan di UPT Puskesmas  Curug  diarahkan kepada pengawasan dan pemberdayaan masyarakat dalam penyediaan sanitasi dasar, pengawasan kualitas air bersih, pengawasan tempat-tempat umum (TTU), Pengawasan lingkungan pemukiman serta penyuluhan terutama pada kelompok khusus seperti sekolah dan pondok pesantren.
        Data dari program kesehatan lingkungan di UPT Puskesmas Curug pada tahun 2016 dapat dilihat pada grafik-grafik dibawah ini:
Dari grafik diatas terlihat bahwa persentase kepemilikan sarana air bersih di wilayah kerja UPT Puskesmas   Curug  pada tahun 2016 sarana air bersih yang memenuhi syarat kesehatan ada sebanyak 80% dari jumlah Kepala Keluarga yang di periksa. Wilayah Kecamatan Curug memang masih tergolong lingkungan yang cukup asri, terletak di dataran landai setelah areal  pebukitan  Kabupaten Pandeglang dan perbatasan Kabupaten Serang yaitu wilayah Kecamatan Baros dan Petir. Masyarakat Kecamatan Curug wajib dapat menjaga sumber airnya agar tidak tercemar dari kondisi lingkungan sekitarnya dengan cara saling peduli terhadap kesehatan lingkungan disekitar tempat tinggalnya .

Grafik 3.3.2
Persentase Rumah Sehat
Di UPT Puskesmas  Curug Tahun 2016
......................................................


Dari grafik diatas terlihat bahwa persentase rumah sehat di Wilayah Kecamatan Curug Tahun 2015 dan Tahun 2016 terlihat adanya penurunan prosentase, yaitu dari persentase rumah sehat tahun 2015 sebesar 77% dan tahun 2016 74% berarti turun 3% dari tahun 2015 yang lalu. Ini disebabkan karena pemantauan rumah sehat hanya dilakukan pada 2,3% dari sejumlah rumah yang ada di wilayah kerja UPT Puskesmas Curug
Sejak Kota Serang menjadi ibu kotanya provinsi Banten, perekonomian Kota Serang terlihat mengalami peningkatan, gedung-gedung perkantoran, pertokoan, restaurant mulai ada di mana-mana. Kaum urban mulai berdatangan dan bermukim, hingga banyak rumah-rumah baru dibangun dengan konsep sehat sehingga mempengaruhi peningkatan ekonomi penduduk pribumi. Ditambah fasilitas sekolah negeri maupun swasta semakin banyak dan berkembang. Imbas pada masyarakat Kecamatan Curug dapat terlihat dengan jelas dari prosentasi rumah sehat yang meningkat walau belum mencapai target yang di harapkan.
Dari grafik 3.3.3 dapat dilihat bahwa persentase kepemilikan sanitasi dasar masih belum mencapai target.  KEADAAN PERILAKU HIDUP MASYARAKAT
Perilaku dan budaya masyarakat sangat berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat di suatu daerah, ini dapat terdeskripsikan melalui indikator-indikator keluarga berperilaku hidup bersih dan sehat, serta serta tingkat partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan Unit Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM).
Lingkungan  hidup diwilayah Kecamatan Curug Kota Serang tergolong wilayah ideal untuk pemukiman perkotaan. Lahan kosong yang cukup luas dapat diaplikasikan kedalam bentuk Rumah Tangga dengan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat.
        Banyak masyarakat Kecamatan Curug yang masih gemar membuat dapur hidup dan apotik hidup di pekarangan rumahnya, bahkan di Kelurahan Cilaku ada warga yang membudidayakan jamur merang di pekarangan rumahnya yang hanya 5 meter. Kerukunan hidup antar warga juga masih sangat terjalin harmonis. Namun kondisi lingkungan ber- PHBS di Kecamatan Curug harus mendapat pengawasan melekat dari lintas sector terkait pembangunan daerah yang semakin menggeliat.
        Pembangunan berwawasan lingkungan haruslah menjadi konsep yang dapat diterapkan dilingkungan masyarakat Kecamatan Curug.  Pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan berkelanjutan yang mengoptimalkan manfaat sumber daya alam dan sumber daya manusia dengan cara menserasikan aktivitas manusia dengan kemampuan sumber daya alam untuk menopangnya.
Pertumbuhan penduduk yang relatif cepat berimplikasi pada ketersediaan lahan yang cukup untuk menopang  tuntutan kesejahteraan hidup. Sementara lahan yang tersedia bersifat tetap dan tidak bisa bertambah sehingga menambah beban lingkungan hidup. 
3.4       PROGRAM DAN KEGIATAN
Puskesmas memiliki fungsi sebagai pusat pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi: Pelayanan Kesehatan Perorangan dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
Dalam pelaksanaan fungsi tersebut diatas, Puskesmas Curug  memiliki beberapa  kegiatan  atau  program yang dilaksanakan sebagai berikut:
1.           Kegiatan di Bidang pembinaan  kesehatan masyarakat terdiri dari : Program KIA / KB,  MTBS, Gizi, PKPR, Usila, PHN, Promkes dan KTA.
2.           Kegiatan di Bidang Pemberantasan Penyakit Menular dan tidak Menular terdiri dari : Surveilans (penanganan KLB), pelayanan Imunisasi, pemberantasan dan penanggulangan penyakit TB Paru, ISPA, Diare, DBD, Filariasis, IMS, Kusta, PTM, HIV/AIDS, Kesling, Haji dan PTM
3.           Kegiatan di Bidang Pelayanan Kesehatan Perorangan  terdiri dari : UGD, Balai Pengobatan (umum, KIA,KB,Gigi,TB Paru, Kusta dan PTM)
4.           Kegiatan di Bidang Farmasi dan Pembiayaan terdiri dari: pelayanan obat, pembiayaan kesehatan yaitu program BOP, BOK, JKN dan program Pengendalian Makanan,Minuman, Kosmetik dan obat tradisional.
Selain kegiatan diatas UPT Puskesmas  Curug  juga melaksanakan kegiatan konseling dan penyuluhan dalam gedung di klinik sanitasi, klinik gizi dan Klinik PTM. Sedangkan diluar gedung melaksanakan kegiatan posyandu, pusling, posbindu, kunjungan rumah, inspeksi sanitasi, pelacakan kasus dan penyuluhan. Serta melaksanakan Program Pengembangan seperti : UKS/UKGS, Unit Kesehatan Kerja, Olah Raga, Posbindu Lansia dan Posbindu PTM
3.5  JUMLAH KEMATIAN
        Derajat kesehatan dapat memberikan pengaruh ke berbagai aspek kehidupan masyarakat. Beberapa aspek yang dapat dihubungkan dengan derajat kesehatan adalah lingkungan, pelayanan kesehatan dan perilaku. Adapun indikator penting untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat pada suatu daerah adalah Angka Kematian (mortalitas), Angka Kesakitan (morbiditas), Umur Harapan Hidup (UHH) dan status gizi.
3.5.1   Kematian Bayi dan Balita
Berdasarkan data dari program KIA UPT Puskesmas  Curug  tahun 2016 data kematian bayi meningkat, ini dapat dilihat data kematian dari tahun 2014  sd tahun 2016 pada grafik 3.5.1 dibawah ini:
Grafik 3.5.1
Jumlah Absolut Kematian Bayi 
Di Wilayah Kerja   UPT Puskesmas  Curug
Dari Tahun 2014 sampai dengan Tahun 2016
3.7.2  Kematian Ibu
      Berdasarkan data dari program KIA UPT Puskesmas   Curug  tahun 2016 data kematian ibu di Kecamatan Curug menyumbang  2 kematian ibu ke kota serang kondisi tersebut  dapat dilihat pada grafik 3.7.2 dibawah ini:

Grafik 3.5.2
Jumlah Absolut Kematian Ibu
Di Wilayah Kerja   UPT Puskesmas  Curug
Dari Tahun 2014 sampai dengan Tahun 2016

3.5.2        ANGKA KESAKITAN
        Angka kesakitan adalah banyaknya penduduk yang mengeluh sakit pada selang waktu tertentu. Berbagai faktor yan menjadi penyebab kesakitan yang berujung pada kematian antara lain adalah masalah yang berkaitan dengan tingkat sosial ekonomi, kualitas lingkungan hidup, upaya pelayanan kesehatan, dan lain lain. Bagi kelompok usia produktif kesakitan sangat berpengaruh dalam produktifitas dan pendapatan keluarga.
        Berdasakan laporan dari program SP3 UPT  Puskesmas Curug  pada Tahun 2016, data 10 penyakit terbanyak dapat diketahui pada grafik 3.7.3 dibawah ini:

Grafik 3.7.2
PROSENTASI 10 BESAR PENYAKIT
di UPT Puskesmas Curug
Tahun 2016
Dari grafik diatas dapat diketahui jumlah penyakit terbanyak di UPT Puskemas   Curug  adalah penyakit Gastritis(K29)  yaitu sebanyak  2694 (9%)   dari  30.122 kunjungan pasien Puskesmas Curug dalam setahun.
Penyakit – penyakit tidak menular atau penyakit yang disebabkan oleh gaya hidup mulai meningkat di wilayah kerja UPT Puskesmas Curug, sejalan dengan hal tersebut  program Prolanis dari BPJS dan program PTM dari kemenkes semakin giat dijalankan.
       
3.5.3        STATUS GIZI MASYARAKAT
Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K) menyatakan status gizi Indonesia saat ini lebih baik.  Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya cakupan ASI Eksklusif dan menurunnya angka Balita pendek (stunting) di Indonesia.
Dunia kini mengakui, Lancet Breastfeeding Series 2016 menyebutkan ASI Eksklusif kita meningkat dari sebelumnya 38% (Riskesdas, 2013) naik menjadi 65%, ujar Menkes kepada media usai membuka kegiatan Puncak Peringatan Hari Gizi Nasional (HGN) ke-56 Tahun 2016 di Jakarta Selatan, (22/3).
Sementara itu, keberhasilan lainnya adalah Indonesia berhasil menurunkan angka stunting yang sebelumnya mencapai 37,2% (Riskesdas,2013) menjadi 29,0% berdasarkan hasil Pemantauan Status Gizi di 496 Kabupaten/Kota  dengan melibatkan 165.000 Balita sebagai sampelnya.  Hasil  ini  diperkuat juga dengan data UNICEF  yang melakukan  intervensi selama tiga tahun sejak 2011-2014 di tiga Kabupaten di Indonesia (Sikka, Jayawijaya, Klaten) dan berhasil menurunkan angka stunting sebesar 6%.
Perlu diketahui, stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Anak   dengan stunting memiliki kelemahan dan berkorelasi terhadap: IQ yang rendah, tinggi badan dan berat badan tidak sesuai grafik perkembangan, serta rentan terhadap penyakit. Oleh karena itu, masyarakat utamanya para remaja harus mengerti dan memahami bagaimana merencanakan keluarga, utamanya mengenai nutrisi. Bagaimana kesiapannya untuk menikah, hamil dan memiliki anak, serta bagaimana agar dapat menjaga kecukupan nutrisi anak tersebut dan dirinya sendiri.
Mulai kapan perbaikan gizi dilakukan? Berdasarkan daur kehidupan, kebutuhan nutrisi harus terpenuhi sejak bayi hingga Manula. Namun yang juga penting adalah para remaja.
Upaya perbaikan gizi sebaiknya dilakukan melalui pendekatan “continuum of care”  dengan  fokus yang diutamakan adalah 1000 hari pertama kehidupan, yaitu mulai dari masa kehamilan sampai anak berumur 2 tahun.
Program Perbaikan Gizi Masyarakat  adalah salah satu  program pokok Puskesmas Curug  yaitu program kegiatan yang meliputi peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.
Kegiatan  perbaikan gizi masyarakat di UPT  Puskesmas Curug berupa  kegiatan  harian, kegiatan bulanan atau smesteran (6 bulan sekali) dan kegiatan tahunan ( setahun sekali) serta beberapa kegiatan investigasi dan intervensi yang dilakukan setiap saat jika ditemukan masalah gizi misalnya ditemukan adanya kasus gizi buruk.  Kegiatan program Perbaikan Gizi Masyarakat dapat dilakukan di dalam maupun di luar gedung Puskesmas. Lebih lengkapnya diuraikan di bawah sini :
3.5.3.1.Kegiatan Program Gizi Harian
Kegiatan program gizi yang dilakukan harian yaitu terdiri dari :
§   Memotivasi ibu untuk meningkatkan pemberian ASI Eksklusif adalah Pemberian ASI tampa makanan dan minuman lain   pada   bayi  berumur nol sampai dengan 6 bulan
§   Pemberian MP-ASI anak umur  6- 24 bulan adalah pemberian  makanan pendamping ASI pada anak usia  6-24 bulan dari keluarga miskin selama 90 hari.
§   Pemberian tablet besi (90 tablet) pada ibu hamil adalah pemberian tablet besi (90 tablet) selama masa kehamilan.
§   Pemberian PMT pemulihan pada Keluarga Miskin adalah balita keluarga miskin yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi di wilayah puskesmas
§   Kegiatan  investigasi dan intervensi yang dilakukan setelah   ditemukan masalah gizi  misalnya ditemukan adanya kasus gizi buruk.
3.5.3.2.Kegiatan Program Gizi Bulanan
§  Kegiatan Progrogram Gizi Bulanan adalah kegiatan 1 bulan  1 kali, diantaranya adalah:
Pemantauan Pertumbuhan Berat Badan Balita (Penimbangan Balita) adalah  pengukuran berat badan balita untuk mengetahui  pola pertumbuhan dan perkembangan berat badan balita.
§  Kegiatan konseling gizi dalam rangka peningkatan pendidikan gizi dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.
§  Kegiatan yang dilakukan setiap smester ( 6 bulan sekali)  adalah Pemberian Kapsul  Vitamin A (Dosis 200.000 SI) pada balita adalah  pemberian  kaspusl vitamin A dosis tinggi kepada bayi dan anak balita secara periodik yaitu untuk bayi diberikan  setahun sekali  pada bulan Februari dan Agustus dan untuk anak balita enam bulan sekali dan secara serentak  dalam bulan Februari dan Agustus.
3.5.3.3.       Kegiatan Program Gizi Tahunan
Kegiatan Program gizi yang dilakukan setiap tahun ( setahun sekali adalah):
§  Pemantauan Status Gizi balita
§  Pemantaun konsumsi gizi
§  Pemantauan penggunaan garam beryodium
§  Pelaksana program Gizi di Puskesmas seharusnya dilakukan oleh  tenaga gizi berpendidikan  D1 (Asisten Ahli Gizi) dan DIII (Ahli Madya Gizi)  serta S1/D4 Gizi (Sarjana Gizi)  yang khusus dipersiapkan atau mahir dalam Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat atau sebagai tenaga profesinal di bidang gizi.  Namun karena kelangkaan tenaga gizi di UPT Puskesmas Curug, maka Pelaksana Program Gizi dilakukan oleh tenaga kesehatan lain ( tenaga Fisiotherapi) yang telah dilatih dalam pelaksanaan program gizi puskesmas.
 
Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan   tingkat  kesejahteraan suatu  masyarakat. Oleh karena itu program gizi sangat penting untuk dilaksanakan secara konsisten, kontinue dan berkesinambungan. Untuk itu sangatlah penting dukungan dari seluruh pihak baik dana, moril dan spirituil, karena program gizi bukan hanya tanggung jawab Puskesmas dan tenaga kesehatan saja, harus seluruh komponen masyarakat yang peduli dengan program gizi ini. Evaluasi  Cakupan program gizi di UPT Puskesmas  Curug pada Tahun 2016 adalah sebagai berikut;






Grafik 3.5.3
CAKUPAN ABSOLUT  BALITA DI TIMBANG
di UPT Puskesmas Curug
Tahun 2016
§  Dari data sasaran Balita  di wilayah Kecamatan Curug Kota serang  sebanyak 6044 Balita,Namun  yang  Ditimbang  ke Posyandu hanya 2989 Balita (49%).  
§  Dari sejumlah balita yang ditimbang tersebut yang naik timbangannya sebanyak 2900 balita (48%), dan sejumlah 89 Balita (3%)  dari Balita yang di timbang tersebut berada pada garis merah  dalam lajur grafik KMS. Berarti dari 100% sasaran balita yang ada hanya 49% balita yang di timbang sehingga tidak diketahui dengan pasti berapa jumlah balita dengan status BGM. Kondisi seperti ini butuh komitmen dari semua pihak untuk solusinya dan perlu didiskusikan bersama dalam satu form, bukan hanya dengan bidan desa, bukan hanya dengan pengelola program, bukan hanya di puskesmas, tetapi dengan seluruh kader, tokoh masyarakat, alim ulama, dan terutama adalah stake holder pemerintahan. Karena dari masalah kecil inilah yang menjadi inti gunung es nya suatu permasalahan kesehatan.